Home » , » Perjalanan Menuju Puncak Rante Mario Gunung Latimojong (Pendakian gunung Latimojong 3478 mpdl)

Perjalanan Menuju Puncak Rante Mario Gunung Latimojong (Pendakian gunung Latimojong 3478 mpdl)

Written By Depid on Sunday, March 17, 2019 | 6:40 PM

Hai kawan blogger, sebelum saya bercerita detail terkait judul posting saya ini, saya mau menyampaikan bahwa liburan itu perlu lo! Jadi isi blog ini pun tidak melulu membahas tentang pelajaran sekolah, tes ujian kerja dan lain sebagainya. Tapi di sini juga membahas tentang traveling. Kebetulan mimin suka liburan sih πŸ˜‡

Oke langsung saja, jadi kali ini saya akan menceritakan pengalaman perjalanan menuju puncak gunung Latimojong yang disebut dengan puncak Rante Mario. Ada yang belum tau dimana lokasi gunung Latimojong? Sebagai informasi awal, gunung Latimojong terletak di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kab. Enrekang, sekitar 266 km kearah utara dari kota Makassar. Gunung Latimojong merupakan salah satu dari 7 gunung di Indonesia yang wajib didaki (Read: Seven Summits Indonesia) dengan ketinggian 3478 mdpl.


Kegiatan mendaki gunung Latimojong ini diprakarsai oleh PT. WIKA proyek PLTU Sulsel Barru 1x100 MW dalam rangka memperingati HUT PT. WIKA yang ke-59 pada awal bulan Maret 2019 ini. Kebetulan saya merupakan rekanan PT. WIKA di proyek tersebut dan mendapat kesempatan untuk bergabung bersama. Saya rasa sudah cukup banyak ya unek-uneknya, langsung saja saya akan menceritakan perjalanan saya dari kota Makassar.

Di latar belakangi keberangkatan rombongan menuju basecamp pendakian gunung Latimojong dari Kab. Barru, saya harus menuju Kab. Barru sendirian menggunakan kendaraan umum. Kendaraan umum atau transportasi darat di Sulawesi tidak sebagus di Jawa ya, jadi antar kabupaten yang perjalanannya tidak membutuhkan waktu semalaman, sarana transportasi yang digunakan adalah “Panther” (Avanza, APV, Panther, Innova, dan sejenisnya). Perjalanan dari Makassar menuju Kab. Barru (108 km) kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 jam dengan biaya Rp 60.000,- – Rp 70.000,-.

Jumat pagi, saya dan rombongan PT. WIKA proyek PLTU Sulsel Barru 1x100MW bersiap menuju basecamp pendakian gunung Latimojong yang berada di Kab. Enrekang. Jarak Kab. Barru – Kab. Enrekang adalah 173 km dengan waktu tempuh kira-kira 4-5 jam. Perjalanan menuju Enrekang bisa menggunaan “Panther”, namun saat itu kami menggunakan kendaraan sewa. Tepatnya setelah melewati pusat Kab. Enrekang, diperjalanan kita disuguhkan pemandangan gunung yang unik. Orang-orang sih menyebutnya dengan "gunung Nona". Apakah kalian piker memang seperti itu? Ini lo gambarnya, kalo saya mah polos, gak paham. Hahaha…

Mereka menyebutnya "Gunung Nona", is it right?
Pukul 17.00 WITA kami sampai di Pasar Baraka, Kab. Enrekang yang menjadi meeting point kami dengan Porter yang akan memandu pendakian gunung Latimojong ini. Sesampainya di Pasar Baraka, kita harus melanjutkan perjalanan menuju basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong. Perjalanan menuju basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong menggunakan Jeep 4x4 dikarenakan medannya yang naik turun (ekstrim), jalan rusak, hujan dan tentunya banyak jurang. Perjalanan menggunakan Jeep menuju basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong memakan waktu selama 2-3 jam dan terjadi pada malam hari (berangkat selepas maghrib). Rasanya dijalan seperti apa? Istimewa deh, otot tangan dan kaki capek berpegangan. Hahaha..πŸ˜‚ Sesampainya di basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong (pemberhentian Jeep di lapangan voli) kita menginap semalam di rumah warga. Warga di sana sangat baik dan ramah, kabarnya sih menginap di rumah warga tidak ada patokan harga, jadi katanya dikasih seikhlasnya (Kalo saya kemarin pakai Porter, jadi saya kurang tau sih).
Sesampainya di pemberhentian basecamp Karangan

--- DAY 1 ---

Sabtu pagi pukul 08.00 WITA rombongan bersiap untuk melakukan perjalanan pendakian gunung Latimojong, tak lupa kami semua memanjatkan doa untuk keselamatan dan kelancaran pendakian. Pendakian gunung Latimojong melewati 7 pos pemberhentian, dimana di beberapa pos kita dapat menemui sumber air, jadi terkait persediaan air tidak perlu khawatir.
Briefing dan berdoa sebelum melakukan pendakian gunung Latimojong
Perjalanan dari basecamp pendakian gunung Latijomong menuju Pos 1 membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit dengan jalur pendakian yang mulai naik, pemandangan perkebunan kopi milik warga dan jalan yang masih lebar (namun tanpa bonus). Berikut adalah penampakan Pos 1 pendakian gunung Latimojong.
Pos 1 pendakian gunung Latimojong
Pemandangan dari Pos 1
Perjalanan berlanjut dari Pos 1 menuju Pos 2 dengan lama perjalanan kurang lebih sama, 1 jam 30 menit. Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 ini memakan cukup banyak energi fisik, dimana jalur yang kita lalui medannya naik, namun kemudian turun kembali hingga sampai di Pos 2. Di Pos 2 kondisi cukup nyaman, dimana ada aliran sungai yang dekat sekali dengan lokasi Pos dan terdapat area seperti Goa. Sehingga di Pos ini pun apabila hujan atau mau bermalam, kita dapat memanfaatkan lokasi Pos 2 tersebut. Berikut adalah penampakan Pos 2 pendakian gunung Latimojong.
Pos 2 pendakian gunung Latimojong
Kondisi Pos 2, terdapat goa yang dapat dijadikan sebagai tempat berteduh
Setelah makan siang di Pos 2, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos 3. Perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 ini bukan lagi membutuhkan energi fisik yang prima, namun juga kekuatan. Kenapa? Pasalnya perjalanan menuju Pos 3 ini medannya naik dan curam. Beberapa tanjakan disediakan tali atau rotan sebagai pegangan para pendaki untuk menaklukan medan tanjakan. Di tengah perjalanan kami mendapatkan rintangan tambahan, yakni hujan. Sehingga perjalanan menuju Pos 3 serasa lengkap sudah. Waktu tempuh ke Pos 3 dari Pos 2 sekitar 1 jam. Berikut ini adalah penampakan Pos 3 pendakian gunung Latimojong.
Pendakian menuju Pos 3

Tanjakan terjal
Pos 3 pendakian gunung Latimojong
Lanjut dari Pos 3 ke Pos 4 kami lalui setelah rintik hujan sudah berhenti. Waktu tempuh Pos 3 ke Pos 4 pendakian gunung Latimojong sekitar 1 jam. Perjalanan masih naik dengan jalan cukup sempit dan banyak batang pohon tumbang yang harus dilewati, namun yang perlu diketahui sepanjang perjalanan ini akan disuguhkan kondisi hutan yang berlumut dengan kondisi lembab. Bagus lah pemandangannya, kalau mau berfoto juga oke seperti saya dan teman saya ini. Dan berikut adalah penampakan Pos 4 pendakian gunung Latimojong.
Pos 4 pendakian gunung Latimojong

Area istirahat Pos 4
Perjalanan berlanjut dari Pos 4 ke Pos 5. Sesuai rencana awal, hari pertama target kami adalah di Pos 5, dimana di Pos 5 ini kebanyakan pendaki membuka tenda untuk istirahat dan bermalam. Selain area Pos 5 yang landai dan luas, sekitar 500 meter dari Pos 5 terdapat sungai (sumber air). Pas banget lah untuk camp di sini, masak-masak dan ngopi pun nyaman. Waktu tempuh dari Pos 4 ke Pos 5 sekitar 2 jam. Perjalanan dipenuhi dengan pemandangan hutan lumut (serasa kayak di film Alice in Wonderland πŸ˜‹). Rasanya memang berat perjalanan menuju Pos 5 ini, selain fisik sudah mulai capek, track menuju Pos 5 tanpa bonus (seingat saya). Akhirnya tepat sebelum maghrib saya sampai di Pos 5, diikuti oleh beberapa kelompok pendaki yang memang terbagi menjadi 3 kelompok pada saat itu. Sebagai tambahan informasi, sebelum tidur kami harus mengemasi bahan makanan (include snack) dari dalam tenda dan menggantungnya supaya tidak mengundang tikus-tikus untuk merusak tenda. Karena di Pos 5 ini saat tengah malam (di atas jam 12) tikus-tikus hutan mulai beroperasi keluar untuk mencari makan (ada suara berisik tikus, kadang takut juga sih saya kalo masuk tenda karena saya tidur pas di pinggir tenda). Berikut adalah penampakan Pos 5 pendakian gunung Latimojong.

Pemandangan hutan lumut menuju Pos 5 (itu belakang mistis kayaknya)
Like Alice in Wonderland, hutan lumut menuju Pos 5
Pos 5 pendakian gunung Latimojong (lokasi camp)


--- DAY 2 ---

Minggu pagi, setelah sarapan kami bersiap melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Latimojong, yaitu puncak Rante Mario. Oiya, asal kalian tahu ya, pendakian gunung Latimojong kali ini tidak hanya diikuti oleh pemuda-pemuda usia 20-30 an, tapi ada Bapak Bagus (namanya) yang merupakan Project Manager PT WIKA yang berusia 50 tahun (plus). Keren kan?

Sekitar pukul 8.30 kami memulai perjalanan pendakian gunung Latimojong dengan tujuan puncak Rante Mario. Sebagai informasi, apabila kita ingin mengejar sunrise di puncak, disarankan untuk berangkat dari Pos 5 pukul 03.00 WITA (dini hari). Kembali lagi ke perjalanan kami, waktu tempuh dari Pos 5 ke Pos 6 sangat cepat karena jaraknya memang dekat namun track nya naik banget dengan kemiringan 80 derajat (sok tau πŸ˜‚), yaitu sekitar 40 menit. Kondisi perjalanan kali ini dipenuhi oleh hutan lumut yang lembab dan untungnya tidak hujan. Oiya, kalau kalian beruntung, di gunung Latimojong ini masih ada hewan Anoa lo! Hewan langka yang dilindungi. Kalian udah tau Anoa kan? Kalau belum tahu, google aja tuh! Hehe.. Oke, berikut adalah penampakan Pos 6 pendakian gunung Latimojong.
Perjalanan menanjak menuju Pos 6

Pos 6 pendakian gunung Latimojong
Perjalanan berlanjut dari Pos 6 menuju Pos 7. Perjalanan kali ini benar-benar naiknya tiada henti, tidak ada bonus, pemandangan hutan berlumut (pemandangan mossy forest yang keren) dan waktu tempuh hingga Pos 7 kurang lebih 1 jam 30 menit. Pos 7 merupakan area terbuka yang memungkinkan untuk mendirikan tenda dan terdapat mata air di Pos ini, namun apabila bermalam di sini sepertinya sangat dingin sekali lantaran areanya benar-benar terbuka.
Ngeksis dulu di hutan lumut (sumpah keren abis!)
Pos 7 pendakian gunung Latimojong

Area Pos 7 pendakian gunung Latimojong
Setelah rehat sebentar di Pos 7 dan membaur dengan rombongan pendaki lain yang akan melakukan perjalanan turun, kami melanjutkan perjalanan dari Pos 7 menuju Puncak Rante Mario pendakian gunung Latimojong. Perjalanan menuju puncak cukup melelahkan, jalanan naik terus hingga kita sampai di area yang disebut dengan alun-alun. Pada area tersebut beberapa kali kami temui jalanan landai. Lokasi puncak Rante Mario gunung Latimojong mengingatkan saya ketika melakukan pendakian gunung Merbabu. Beberapa kali jalan, seperti menemukan puncak, nyatanya yang kita temui masih tanjakan lagi, sampai hampir 3x saya kira sudah mencapai puncak, nyatanya puncak masih dibelakang bukit-bukit tersebut. Setelah menempuh waktu kurang lebih 1 jam, sampailah saya dan rombongan pertama di puncak Rante Mario gunung Latimojong.
Perjalanan menuju puncak Rante Mario setelah melewati alun-alun
Berikut adalah penampakan puncak Rante Mario gunung Latimojong, terdapat tugu bertuliskan puncak Rante Mario dan bendera merah putih. Entah karena terlalu jumawa atau ada salah ngomong di atas gunung ya atau mungkin karena memang waktu kurang tepat (katanya bagus di puncak ketika pagi hari dan sore hariπŸ˜‰), ketika sampai di puncak sekitar pukul 12.00 kondisi langit berawan dan nampak akan turun hujan. Namun terlepas dari itu semua, kami bersyukur bisa menginjakkan kaki di dataran tertinggi pulau Sulawesi yaitu di puncak Rante Mario gunung Latimojong yang masuk dalam Seven Summits Indonesia.
Kami abadikan beberapa foto di puncak, termasuk saya pribadi sebagai koleksi kenang-kenangan. Sholat di puncak dan ngopi di puncak Rante Mario.
Puncak Rante Mario Gunung Latimojong 3478 mdpl
Rombongan Pendakian Gunung Latimojong HUT WIKA ke-59
Pegawai PLN UPP KITRING SULSEL yang Nebeng ke Puncak Latimojong 3478 mdpl

Pukul 15.00 WITA kami mulai turun dari puncak, dan ada yang mulai turun pukul 15.30 WITA. Targert sore ini sebelum petang kita sudah harus sampai di Pos 5 (area camp) untuk beristirahat makan dan tidur sebelum melanjutkan perjalanan ke basecamp keesokan harinya. Dalam perjalanan turun ini, ketika sampai di Pos 7 saya, seorang teman saya dan 2 orang Porter melihat langit yang nampak terbuka, warna membiru dan pemandangan di bawah dari Pos 7 mulai terbuka. Ada hasrat dalam hati pengen ngebut naik lagi  ke puncak, namun karena salah seorang Porter harus segera ke Pos 5 untuk mengantar peralatan makan, jadi kami urungkan niat nekat tersebut. Alhasil beberapa momen foto saya abadikan saat itu di Pos 7 pendakian gunung Latimojong lalu melanjutkan perjalanan menuju Pos 5 untuk istirahat dan bermalam.
Langit mulai membiru dari Pos 7

Ngeksis lagi di Pos 7 ketika kabut mulai hilang
Tepat sebelum maghrib semua pendaki sudah sampai di Pos 5, kami lalui malam itu dengan bercerita dari hal lucu hingga sedikit mistis, minum kopi, rokok (tentunya tidak untuk saya yah haha) dan tidur untuk persiapan keesokan harinya menuju basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong.


--- DAY 3 ---

Pagi hari, sekitar pukul 09.00 WITA kami memulai perjalanan dari Pos 5 menuju basecamp Karangan pendakian gunung Latimojong. Ketika sampai di Pos 2, kami menyempatkan diri untuk beristirahat ngopi dan sholat sembari menunggu hujan yang cukup deras mereda. Ada pula beberapa dari kami yang mandi di sungai Pos 2, asik sekali lihatnya. Tapi dinginnya pasti menusuk tulang lantaran tidak adanya panas matahari.

Foto keberangkatan sebelum meninggalkan Pos 5
Sore hari sekitar pukul 15.00 WITA kami hampir seluruhnya tiba di basecamp Karangan pendakian Latimojong. Bergegas kami melakukan pembersihan badan dan perlatan, serta memesan makan siang (mie saja). Karena sesuatu hal kami bertiga (termasuk saya) segera kembali ke Makassar terlebih dahulu. Perjalanan kami dari basecamp Krangan pendakian gunung Latimojong menuju Pasar Baraka yang awalnya ditempuh dengan Jeep 4x4 kini kami menggunakan ojek motor. Berhubung hari belum gelap, akhirnya saya melihat betapa indahnya pemandangan dari basecamp menuju Pasar Baraka. Melewati gunung-gunung, bukit, rintik hujan dan pelangi (sayang tidak bisa melakukan foto, jalanannya kurang bersahabat dan kondisi motor sudah jauh dari nyaman πŸ˜“ ).

Berhubung teman-teman yang lain pulang keesokan harinya, mereka sempat melakukan mendokumentasikan foto dan video meski tak banyak dan vidonya dalam durasi yang lama. Ya karena kondisi untuk merekam memang susah. Pengen tahu betapa indahnya? Kalian yang belum pernah kesini harus coba!


Sayonara basecamp Karangan


Kalaupun mau kesana lagi, saya juga mau kok diajak lagi. Hehehehe.. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜ŽπŸ˜‹πŸ˜œ

Cukup sekian cerita perjalanan saya dan teman-teman PT WIKA proyek PLTU Sulsel Barru 1x100 MW, sangat berkesan dan saya dalam hati mengucapkan banyak terimakasih telah diajak. Terima kasih juga kepada para Porter yang telah mengantarkan kami dan menjadi teman perjalanan yang mengasyikkan.

Semoga cerita saya ini memberikan banyak informasi dan pengetahuan kepada teman-teman pembaca, minimal jadi diary dan pencatat rekorku sendiri bahwa saya telah menginjakkan kaki di dataran tertinggi di Sulawesi Selatan. Salam dari saya pribadi untuk kalian semua..

--------------------------------- end ---------------------------------


Tambahan:
Apabila berminat melakukan pendakian gunung Latimojong dan mungkin gunung-gunung yang lain dan memerlukan seorang pemandu, Porter atau sebagainya, bisa menghubungi teman-teman saya berikut.
  1. Bang Anca (instagram: Anca)
  2. Bang Pudding (instagram: Muh Syarifuddin)
  3. Bang Iccang (instagram: Iccang)
  4. Mbak Dewi (instagram: Anjani)

6 comments:

Jika ada yang masih kurang jelas, silahkan untuk bertanya pada kolom komentar di atas atau dengan menghubungi saya di halaman kontak.

1. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi komentar.
2. Semua komentar dengan menambahkan link akan dihapus dan tidak ditindaklanjuti

close